PESTA
Minggu- minggu belakangan ini, ujian, ujian, dan ujian saja yang ada di kepalaku. Entah sudah berapa lama aku larut dalam kebingunganku tentang seluk beluk air ditinjau dari aspek kimiawinya. Ah... Entah sudah berapa ratus kali aku kerutkan kening karena rasa tidak tahuku, namun entah berapa ratus kali pun aku kemudian tersenyum karena akhirnya bisa mulai mendapatkan titik terang dari pintalan benang kusut yang terhampar di depanku.
Akhirnya aku kembali menulis, setelah selama beberapa minggu hanya mampu menuliskan patahan kata, SAJA!. Tak mampu aku berekspresi... Entah mengapa, hari ini tiba-tiba saja rasa rindu untuk menuliskan "kesan" menggelayutiku.
Adalah rutinitas baru yang kujalani selama dua minggu ini. Masak di tengah malam, agar keesokan paginya semua makananku telah siap (untuk sarapan dan bekal ke kampus). Agak sulit tidur di malam hari, mulai tidur setelah subuh dan kemudian bangun sekitar jam 11. Sisanya, aku di meja favoritku selalu... Menghabiskan tiap tetes kopi yang telah kupersiapkan dari rumah, makan siang, minum yoghurt, makan malam, kedinginan (badan), kepanasan (otak), hingga saatnya aku harus pergi karena sudah diusir satpam. Heheeehh
Aku lupa, kapan terakhir kali aku begitu bersemangat untuk belajar setelah UMPTN dan TPB. Tak sedikitpun gentarku berusaha, walaupun aku tau pasti kapasitasku terbatas. Luas permukaan sel kelabu yang kumiliki tidak begitu besar, pun kemampuan berkonsentrasiku amatlah lemah. Tapi aku bahagia, setidaknya sampai saat ini. Aku bahagia karena telah berusaha semampuku. Akan kuuji nyaliku sendiri. Sampai sejauh mana aku mampu bertahan. Sampai sesulit apapun semua pelajaran ini! Toh ini baru hal kecil yang harus aku atasi sebagai permulaan kecil.
Tidak akan ada kata menyerah, tak akan pernah terucap dan tak boleh terlintas sedikitpun di kepalaku! Soal hasil, itu perkara lain. Biarlah hasil menjadi hasil sebagai wujud penghargaan atas usaha yang telah dilakukan. Biarkan itu menjadi rahasian Tuhan Yang Maha Agung dan tim pengoreksi ujian.
Bila ingin berterima kasih, mungkin rasa terima kasih tak berperi selalu dan akan selalu aku sembahkan kepada ibuku. Seorang Lis Suharti yang tidak pernah menyerah dalam hidupnya. Tidak pernah dia menyerah akan kesulitan hidup yang dia alami. Bergerak.. Selalu dia bergerak demi kesinambungan keluarga. Memutar otaklah ia selalu agar anak-anaknya cukup makan dan mendapatkan pendidikan yang terbaik.
Terima kasih tak kalah pentingnya untuk seorang Maskur, ayahku. Seorang bapak yang mendidik anak-anaknya untuk menjadi anak yang mandiri dan berani. Tidak pernah dia melarang anak perempuan seperti aku untuk selalu beraktivitas di luar rumah. Tidak pernah ia mendomestikkan aku sebagai perempuan yang "harusnya" di rumah saja. Membuatku berani, menghadapi hal-hal yang tidak perlu untuk ditakuti.
Tantangan pertama akan dimulai tanggal 18 November ini. Akan kupakai baju terindah yang kumiliki, akan berdandalah aku sebaik mungkin, akan kusemprotkan parfum favoritku. Akan kuhadapi PESTA itu!
Untukmu Ayah, Ibu, dan Indonesiaku
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home