Pesan Damai Seorang Paus
Adalah penggalan pesan paus yang belakangan ini agak memicu pro dan kontra di kalangan masyarakat Internasional. "Lebih penting menyelamatkan sisi kemanusiaan dari pasangan homoseksual dibandingkan dengan menyelamatkan kerusakan hutan". Penggalan pesan ini tentu mengundang reaksi keras, baik dari kaum spiritualis. liberalis, dan tentu saja kaum environmentalis.
Kalau kita lihat lagi penggalan kalimat yang saya terjemahkan bebas tadi, sebenarnya Paus menggunakan pilihan kata yang cukup cerdik, yaitu menyelamatkan sisi kemanusian dari kaum homo seksual-bukan menyelamatkan kaum homoseksual itu sendiri. Terlepas dari status boleh-tidak boleh atau haram-halal yang dimiliki oleh hubungan antara pasangan sesama jenis itu, adalalah benar kita harus menyelamatkan hak kemanusiaan yang dimiliki oleh manusia itu sendiri.
Apabila hendak melakukan perbandingan, manakah yang lebih baik diselamatkan: hutan atau manusia? Apatah hakekat penyelamatan hutan itu sendiri. Adakah tujuannya adalah untuk menyelamatkan manusia? Jika memang benar demikian, silogisme (jika boleh dikatakan silogisme) yang dipakai oleh paus cukup beralasan.
hmmm...
Kaum homoseksual kini semakin kuat berteriak, menuntut hak dasar mereka sebagai manusia. Di beberapa bagian bumi, telah ada negara yang mengakui status pernikahan homoseksual sebagai suatu status sipil yang sah. Belanda adalah negara pertama yang mengakui hak pernikahan kaum homoseksual pada tahun 2001, disusul oleh 5 negara lainnya: Belgia, Kanada, Nepal, Spanyol, dan Afrika Selatan. Norwegia adalah negara yang akan mulai mengakui hak pernikahan kaum homoseksual mulai pergantian tahun ini.
Setidaknya ada tiga hal yang menyebabkan perilaku homoseksual ini:
1. Faktor genetika
Terjadi penyimpangan susunan kromosom X dan Y yang terdapat di dalam tubuh manusia. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan orientasi antara penampakan manusia itu sebagai ciri satu jenis kelamin dengan orientasi seksualnya.
2. Traumatis-Psikis dan Psikologis
Telah terjadi guncangan hidup dalam hidup seseorang, baik secara psikis maupun psikologis yang membuat orientasi seksual harus berbelok dari garis yang "seharusnya".
3. Pengaruh lingkungan
Faktor yang ketiga ini bukan faktor yang cukup mendasar, namun memberikan sumbangsih cukup besar bagi bertambahnya pasangan homoseksual. Mungkin tidak terlalu tepat bila dinamakan tren, tapi semacam itulah adanya.
Apabila penyebabnya hanya 3 hal yang disebutkan di atas, adalah beberapa alternatif yang ditawarkan oleh ahli kedokteran, psikologi, maupun psikoterapi. Penyimpangan seksual dapat diatasi dengan pelaksanaan operasi kelamin untuk menyesuaikan antara orientasi seksual dominan dan organ kelamin yang dimiliki oleh manusia itu sendiri. Hal ini memiliki tantangan tersendiri, yaitu masalah finansial. Hanya orang yang memiliki dukungan finansial yang memadai atau orang yang hidup di negara yang mau menanggung permasalahan medis penduduknya yang akan mampu melaksanakan operasi semacam ini.
Traumatis baik psikis maupun psikologis dapat ditangani dengan pemberian terapi yang tepat bagi si penderita. Kendalanya adalah mengobati permasalahan pada kesehatan psikologis tidak semudah penanganan pada permasalahan kesehatan psikis. Pengobatan terhadap penderita trauma membutuhkan kesabaran, kecermatan, dan ketelitian. Lagi-lagi hal ini membutuhkan tenaga ahli yang juga akan memiliki tantangan finansial. Lagi-lagi, yang dapat mengenyamnya hanya orang yang memiliki dukungan finansial mapan atau merupakan warga negara yang kesehatan jiwa raganya ditanggung oleh negara.
Permasalahan ketiga ini harusnya tidak terlalu bermasalah untuk diatasi, bila penyebab 1 dan 2 sudah dapat ditangani dengan baik.
Alangkah sederhananya dunia andai semua orang mau berpikir sederhana, namun dunia tidak sederhana itu. Ada milyaran penduduk dunia dengan miliayaran pendapat. Alangkah sulitnya seorang miskin yang hidup di negara yang tidak (atau mungkinkah belum...) bertanggung jawab atas kesejahteraan dan kesehatan warga negaranya. Jangankan penanganan permasalahan operasi kelamin, operasi gondok saja sulit.
Hak kemanusiaan homoseksual, selayaknya memang dihormati selama solusi-solusi kongkrit yang seharusnya bisa didapatkan oleh seluruh penderita secara massal.
Ini adalah kesimpulan yang pun masih sungguh sangat sulit diaplikasikan oleh penulis... Tapi penulis akan berusaha. Sampai hari ini, begitulah pemahaman penulis terhadap permasalahan ini
=)
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home